Kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) besutan raksasa teknologi, Google disebut bisa sepintar anak manusia umur delapan tahun.

Hal itu diungkap oleh seorang insinyur untuk organisasi AI yang bekerja di Google, Blake Lemoine. Ia menggambarkan sistem yang telah dia kerjakan sejak musim gugur itu punya kemampuan layaknya makhluk hidup karena dilengkapi dengan persepsi dan kemampuan ekspresi pikiran dan perasaan, setara anak manusia.

“Jika saya tidak tahu persis apa itu, yang merupakan program komputer yang kami buat baru-baru ini, saya akan berpikir itu adalah anak berusia tujuh tahun, delapan tahun, yang kebetulan tahu fisika,” kata Lemoine seperti dilansir Washington Post.

Dia mengatakan, LaMDa (model bahasa untuk aplikasi dialog) dilibatkan dalam percakapan tentang hak dan kepribadian, dan Lemoine membagikan temuan itu dengan eksekutif perusahaan pada April lalu.

Leimone dalam GoogleDoc yang berjudul ‘Apakah LaMDA hidup?’ menyusun transkrip percakapan, di mana ada satu pertanyaan pada sistem chatbot, apa yang ditakutinya.

Berdasarkan laporan yang diungkap insinyur Google kepada Washington Post, AI yang disebut LaMDA diyakini menjadi program yang sudah mencapai tingkat kecerdasan yang baik.

Dalam wawancara dan pernyataan publik, banyak komunitas AI menolak klaim insinyur itu. Sementara beberapa menyoroti bagaimana teknologi dapat mengarahkan orang untuk menetapkan atribut manusia.

Sebagai informasi, LaMDA merupakan singkatan dari ‘Language Model for Dialog Applications’ adalah salah satu dari beberapa sistem AI skala besar yang telah dilatih untuk bisa merespons perintah tertulis.

Google sendiri sudah mengenalkan LaMDA pada Mei 2022. Dalam sebuah postingan blog, terlihat sejumlah topik yang tampak tidak ada habisnya meskipun jawaban dari mesin itu dianggap masih aneh, mengganggu dan cenderung bertele-tele.

Insinyur yang mengungkap itu adalah Blake Lemoine. Ia membeberkan sejumlah bukti jika Google lewat LaMDA merespons layaknya makhluk hidup. Namun Google dalam sebuah pernyataan mengatakan jika timnya yang mencakup ahli etika dan teknologi “meninjau kekhawatiran Blake sesuai prinsip AI yang dimiliki. (AP)

Sumber : cnnindonesia.com, cnnindonesia.com